Daily Life,  Kisah Hidup

Ketidak-idealan yang ku suka

Hm.. mengurus Asrama memang berbeda dengan organisasi.

Karena ikatan di organisasi adalah ikatan kerja, sedangkan di Asrama adalah ikatan hati dan kekeluargaan. Kalau di organisasi seseorang bisa terlihat kehebatannya. Di Asrama kita akan melihat kebobrokannya. (ngga separah ini deng!) Di organisasi seseorang dapat menggunakan “make-up” mulai dari perilaku hingga profesionalisme, di Asrama kita kan melihat “wajah aslinya”. Saat-saat ia bosan, jenuh, lelah, hingga “down”. Seberapa rapi ia, bagaimana tabiatnya saat banyak masalah, dan lain-lain.

Itulah nilai lebih dari tinggal di Asrama.

Aku bisa belajar banyak tentang manusia. Dan bagaimana mereka membangun rumahnya di Asrama. Bagaimana mereka memaknai arti sebuah keluarga. Bagaimana mereka membangun keluarga dari lingkungannya.

Sempat ada pikiran untuk nge-kost.
Tapi, aku tidak suka rasa sepi di kost!
Terbayang dalam benak, kala ku menutup pintu kostku, selesai sudah duniaku. Hanya aku, Allah, dan ruang kosong kamarku.

Ngga ada yang berisik,
ataupun canda yang seringkali ngga jelas dan ngga penting,
teman yang unik,
teman yang nyebelin,

Padahal…
aku butuh teman yang bisa diganggu. Hehe..
teman yang menyebalkan sehingga aku belajar untuk bersabar.
teman yang bermasalah sehingga aku belajar untuk menyelesaikannya.

Walau segala macam kekacauan yang terjadi,
carut-marut masalah yang perlu diuraikan,
fasilitas yang tak kunjung benar
dan segala tantangan lainnya….

Aku TETAP CINTA Asrama!

Masalah selalu (dan PASTI!) kan datang.
Karena begitulah esensi sebuah keluarga, penuh dengan masalah. Dan seorang anggota keluarga yang baik adalah yang berusaha untuk mengadakan perbaikan bukan melarikan diri dari masalah.
Sebuah keluarga akan terus diuji. Ada dua kemungkinan outputnya, semakin kompak atau justru retak!
Keluarga itu akan keluar sebagai keluarga yang unggul saat ia berhasil menyelesaikan masalah-masalah yang senantiasa bergulir.

Perubahan dalam hidupku banyak dipengaruhi dari Asrama.
Di sini aku belajar hidup tidak seorang diri. Karena sebelumnya aku adalah seorang yang SANGAT individualis. Ku berpikir, aku bisa hidup sendiri, aku tak perlu teman, hingga pikiran bahwa akulah manusia yang paling berat ujiannya dan paling hebat!
Huek! (mau muntah)
Sekarang aku malu kalau mengingat betapa sempitnya pikiranku itu.

Asrama dan manusia-manusia di dalamnya mengajarkan banyak hal tentang kehidupan bagiku. Inilah tempat yang ideal bagiku, yaitu rumah yang penuh dengan ketidak-idealan.

Aku hanya ingin…penghuni asrama merasakan apa yang ku rasakan dan mengalami perbaikan dalam hidup mereka.

Putri Chairina
113041012
Ketua Asrama Putri ITTelkom 2007/2008
“Asrama putri: satu hati, satu rasa, satu keluarga!”

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *