Mempertimbangkan dampak negatif yang kemungkinan muncul akibat tulisan ini. Maka saya memutuskan untuk menghapus tulisan ini.
Mohon maaf kepada para pembaca yang sudah “jauh-jauh” mampir namun tidak dapat menikmati keisengan (baca : kreatifitas) adik laki-laki saya.
Untuk yang sudah “terlanjur” membacanya, cukup untuk konsumsi diri sendiri ya..
Terima kasih untuk semua komentar yang teman-teman berikan, yang secara langsung dan tidak langsung telah mengingatkan saya.
Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. (duh! Seperti tulisan DLLAJR kalau ada perbaikan jalan saja..Hehe..) Semoga ini tidak membuat teman-teman “tobat” mengunjungi blog saya. π
wew… iseng :p
Ide bagus neh.. klo dah mentok ga da pulsa bisa ngsms bokap.. ^_^
ntar ikutan ngirim juga ah…
hhayo lho mba..
Jadi inget cerita tentang saat zaman Rasulullah, ada orang yang menyebutkan kata “tuh” saat menunjukan rumah wanita yang berzina, dan karena petunjuk orang itu makin banyak laki-laki yang datang ke rumah wanita tersebut untuk berzina.. sehingga dosa perzinahan pun di juga ditimpakan ke orang yang mengatakan “tuh ” tadi…
hehe…
Pesan moral dari kejadian ini :
Tulislah hanya artikel/cerita/kisah yang membawa kebaikan.
Tiap kali kebaikan itu ditiru orang lain, maka pahalanya akan mengalir ke rekening pahala kita. π π
Begitu pula dengan tiap keburukan yang ditiru orang lain, maka dosanya pun akan terlimpah ke tumpukan dosa kita. π
Naudzubillahi min dzalik..
ya, ampun, Put…
belah mana, maksiatnya?
Masa minta pusla dibilang maksiat..?