Alam,  Bandung,  Ciwidey,  Fotografi,  Indonesia,  Jawa Barat,  Kawah Putih,  Traveling,  Wisata

Panorama Kawah Putih, Ciwidey (Kabupaten Bandung, Indonesia)

foto_panorama

SELAMAT DATANG DI KAWAH PUTIH!

Beberapa detik lagi teman-teman akan melihat pemandangan kawah putih dari dekat. Amat dekat. Memang tidak salah jika beberapa teman saya berkomentar bahwa,

“harus ke kawah putih, put! Indah bangeeeettt…”.

Pengakuan-pengakuan yang membuat saya penasaran! Sungguh!

Berikut adalah sebagian kecil koleksi foto-foto saya di kawah putih. Dua kali saya ke kawah putih. Pertama pada hari Jum’at, 29 Agustus 2008, bersama Vna. Kira-kira satu bulan sebelum sidang Tugas Akhir. (refreshing dulu..) Pengalaman kedua pada tanggal 6 Oktober 2008. Bersama adik saya, Ihsan. Ketika Ihsan sedang liburan semester. Dua minggu sebelum wisuda S1 saya. Karena itu saya bagi foto-foto ini menjadi dua bagian menurut tanggal pengambilan gambarnya. Karena beda waktu, beda kondisi, beda hasil foto. Terkadang terang, terkadang kabut menyelimut.

Selamat menikmati “secuplik” kebesaran Allah!

I. Jum’at, 29 Agustus 2008, bersama Vna

Berangkat sekitar jam 10.30. Maunya berangkat pagi-pagi. Tapi apa daya, vna ada kuliah sampai jam 09.00 dan beberapa urusan lain. Sampai-sampai vna SMS, “mba, jadi pergi ngga?”. Sontak saya membalas dengan agak gregetan, “insyaAllah jadi! khan nunggu kamu, Vna!”

Berangkatlah kami. Dua makhluk yang belum pernah ke kawah putih. Modal semangat, motor dan kamera Nikon pinjaman, serta sepotong informasi mengenai jalur yang perlu diambil. Brum.. brum.. kami berangkat!

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Perjalanan cukup lama, sekitar 1,5jam  (dari BojongSoang, Dayeuhkolot). Padahal sudah dikebut (vna style, seperti biasa). Naik-turun tanjakan. Tanya sana-sini, kanan-kiri, depan-belakang. Setelah saling bertanya, “bener ngga ya, lewat sini mba?”, “kok belum ada tanda-tanda ya,Vna..”

Akhirnya kami menemukan gapura yang dinanti-nanti. Selamat datang di Kawah Putih!

Gapura Selamat Datang

Karena lelahnya. Kami istirahat dulu di rerumputan sekitar tugu ini. Minum air putih. Makan roti. Lalu lanjut shalat dzuhur di mushola. Airnya dingiiinn.. Udaranya sejuk dan segar (hmmm..)

Sebelum naik ke atas, sebentar kami menyempatkan mengunjungi pondokan di sisi kiri pintu masuk. Lalu melakukan sebuah aktivitas berikut :

Bebersih Kawah Putih
Bebersih Kawah Putih

Setelah beberapa menit photo-session (untuk kebaikan umat, maka tidak dipublikasikan disini. Hehe..) dan merasa dianggap aneh oleh orang-orang yang lewat, akhirnya kami membulatkan tekad untuk lanjut mendaki menuju tujuan akhir. Tancap..

Siap-siap Mendaki (lagi!)
Siap-siap Mendaki (lagi!)

Makin ke atas, suhu udara semakin dingin. Disisi kanan-kiri jalan dipenuhi pepohonan. Beberapa kali kami bertemu dengan sekelompok warga yang sedang melepas lelah selepas bekerja mencari kayu bakar. Saling menyapa pun terjadi. Dan ketika video diarahkan kepada para warga, senyum mereka pun mengembang. Betapa bersahabat.

Sekitar 20 menit, setelah menapaki jalan mendaki yang meliuk-liuk, kami pun sampai di parkiran kawah putih. Hh.. udara mulai terasa aneh. Ada bau yang nyinyir. Mungkinkah ini bau belerang kawah putih? Napas kami pun mulai mengeluarkan asap-putih karena dinginnya.

Kondisi saat itu sepi. Maklumlah, bukan hari libur. Dan saya sarankan teman-teman datang ke kawah putih ketika bukan-hari-libur. Supaya bisa lebih leluasa merasakan keindahan alamnya.

Sepinya..
Sepinya..
Tempat perbelanjaan pun banyak yang tutup
Tempat perbelanjaan pun banyak yang tutup

Setelah motor diparkir dengan aman. Maka kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. (cuma 5 menit)

Menuju Lokasi Kawah
Menuju Lokasi Kawah

Di ujung tangga ini ternyata ada sebuah pelataran. Berikut ini fotonya :

Matahari tertutup awan.
Gelap! Ketika matahari tertutup awan. Sebentaarrr lagi sampai! Beberapa detik lagi!

Di sisi kanan pelataran ada sekelompok besar pepohonan yang (menurut kami) menakutkan. Akarnya yang menonjol di atas tanah, batangnya yang kecil, berwarna tua, mengingatkan kami akan latar belakang film-film horor. Namun begitu, walau menakutkan, justru menjadi tempat yang menarik untuk dijadikan latar foto.

Pepohonan yang turus. Membawa kesan mencekam.
Pepohonan yang turus. Membawa kesan mencekam.

Tidak kami sangka. Ternyata dari atas sini, kami bisa menengok “rupa” kawah putih! Vna pun bersorak,

“Subhanallah, mba.. Indah bangeeettt!!!”

Tabir itu pun tersingkap! Inilah kawah putih yang fenomenal.
Tabir itu pun tersingkap! Inilah kawah putih yang fenomenal.

Dan uap dari kawah itu pun terasa dekat sekali. Ingin rasanya menangkap dan menyimpannya sebagai kenangan.

Terasa begitu dekat. Ingin kami raih.
Terasa begitu dekat. Ingin kami raih.

Cukup sudah bermain-mainnya. Kami pun mulai tidak sabar untuk segera menjemput kebesaran Allah SWT! Ayo kita turunnnnn !!!

Kawah putih pun menyambut kami!
Kawah putih pun menyambut kami!
Disambut Alunan Kecapi.
Alunan kecapi dengan nuansa musik Sunda pun membuat suasana semakin dramatis.

Dan dua anak manusia yang takjub dengan kebesaran Tuhan-Nya pun tidak sanggup menahan ekspresi “ke-takjub-an” mereka.

Subhanallah.. Alhamdulillah.. Senangnya..
Subhanallah.. walhamdulillah..

Ketika kami datang, ternyata merupakan saat dimana uap kwah itu semakin menjadi. Alhamdulillah, Allah menyuguhkan pemandangan yang terbaik bagi kami. Lihatlah kawah itu, teman..

Apa lagi yang dapat terucap selain, "Subhanallah.."?
Aduhai, apa lagi yang dapat terucap selain, “Subhanallah..”?

Ya Rabb, pantaskan diri ini berkeluh-kesah? Sedang nikmat-Mu begitu berlimpah.

Tersungkur hati ini ditengah kebesaran-Nya. Saya jadi teringat ayat yang 31 kali Allah ulangi  dalam Al-Qur’an pada surat Ar-Rahman :

Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?

Alhamdulillah.. Senangnya..
Alhamdulillah.. Senangnya..
Lumayan.. lumayan narsis!
Lumayanlah.. (lumayan narsis!)

Setelah lelah photo-session (sepertinya memang tidak berbakat jadi artis, apalagi model! Bagus-bagus.. Alhamdulillah..). Kami pun duduk menikmati pemandangan. Ditengah aroma belerang, kami makan roti yang sudah dibawa dari kostan dan minum air putih. (Haus!)

Berhenti sejenak dari segala kesibukan dunia
Berhenti sejenak dari segala kesibukan dunia. (Salah satu foto favorit saya. Profil FaceBook saya diambil dari sini.)

Berhenti sejenak dari segala kesibukan dunia dengan berada di tengah alam. Momentum yang amat bermakna bagi saya. Termasuk momen yang amat saya sukai dalam hidup saya. Mendekat dengan alam.. Mendekat dengan Allah SWT..

Melepas segala penat dari segala masalah dan kejenuhan. Re-fresh! Memulihkan energi. Agar bisa kembali tampil prima dalam menjalankan aktivitas dan amanah. InsyaAllah.

Ayah dan Anaknya (Warga Jepang/China/Korea?)
Ayah dan Anaknya (Warga Jepang/China/Korea?)
Jadi pilihan untuk foto-foto pre-wedding.
Jadi pilihan untuk foto-foto pre-wedding.

Ternyata inilah sejarah awal-mula kawah putih :

Pabrik Belerang Kawah Putih
Pabrik Belerang Kawah Putih

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Langit semakin mendung. Adzan pun berkumandang. Waktunya “menghadap” Allah, waktunya shalat. (dan hujan pun mulai merintik..)

Di atas juga ada mushola.
Di atas juga ada mushola.

Seusai shalat, sembari menunggu hujan mereda, kami membeli oleh-oleh.

Mau beli oleh-oleh?
Mau beli oleh-oleh?

Ketika hujan mereda, sekitar pukul 16.30, barulah kami menyusuri jalan pulang. Waktu tempuh sekitar 2 jam. Lebih lama karena jalanan basah. Jadi vna harus lebih berhati-hati (melambat). Selama perjalanan, karena lelahnya saya pun sempat terlelap ketika dibonceng.

Sampai kostan jam 18.30. Dengan badan yang pegal-pegal, vna pun segera kembali ke asrama putri. (Saya saja pegal-pegal, apalagi pengemudinya ya..) Di kostan saya, vna cuma numpang mengosongkan isi tasnya dari barang-barang punya saya. Mau shalat maghrib di asrama saja, cena.. (cena = “katanya” dalam bahasa Sunda)

Alhamdulillah.. Lelah. Tapi puas. Rasa penasaran pun terbayarkan. Rencana yang sudah diagendakan beberapa bulan sebelumnya ini pun dapat berlangsung. Walau tidak lama berada di sekitar kawah, tapi cukuplah untuk meresapi kembali kebesaran Allah SWT. Dan benarlah suatu frase :

Seeing is believing.

II. 6 Oktober 2008, Bersama Ihsan.

Pengalaman keduaku ke kawah putih adalah ketika Ihsan liburan semester di BDG. Kembali dengan modal motor dan camera digital pinjaman kami berangkat dari kostan sekitar jam 8 pagi. Di DayauhKolot sarapan nasi uduk terlebih dahulu.

Kemudian melanjutkan perjalanan. Dengan modal pengalaman pernah ke kawah putih dengan motor bersama vna, saya pun memberanikan diri untuk mengajak Ihsan. Walau sempat nyasar 20 menit ke jalur Pangalengan (hehehe..), akhirnya kami tiba di kawah putih dua jam kemudian.

Karena hari libur sekolah maka jalur perjalanan ke kawah putih pun ramai. Tentunya banyak yang juga berkeinginan menghabiskan waktu bersama keluarga di tempat wisata daerah Ciwidey. Entah itu kawah putih, situ patengang, taman strowberri, ataupun pemandian air panas.

Sesampainya di parkiran kawah putih, saya dan Ihsan lalu beristirahat sejenak di warung makan untuk membeli minuman yang segarrrr..

Nyumm.. Nyum..
Nyumm.. Nyum..

Lalu kami pun segera beranjak ke lokasi kawah.

Selamat datang (lagi!)
Selamat datang (lagi!)

Kali ini kawah putih ramai! Namun begitu, pemain kecapi tidak menunjukkan batang hidungnya. Tidak hanya turis domestik yang datang. Turis asing pun banyak yang mengunjungi kawah putih.

Hoho.. Agak ramai rupanya
Hoho.. Agak ramai rupanya

Dilarah membuang sampah sembarangan. Dilarang corat-coret (vandalisme). Dan perhatikan barang bawaan anda. (ups! maksudnya anak anda)

Papan Peringatan!
Papan Peringatan!

Kondisi cuaca hari ini berbeda jauh dengan terakhir kali saya kesini dengan vna. Kali ini terik. Namun angin kencang menerpa. Maka dari itu kami tetap mengenakan jaket. (khawatir masuk angin)

Silau. Terik. Namun angin menerpa kencang.
Silau. Terik. Namun angin menerpa kencang.

Disuruh gaya, malah begini maunya si Ihsan.. Ya wes lah, it’s his style.

Kamu mikirin apa sih, san?
Kamu mikirin apa sih, san?

Ihsan penasaran ingin memegang air belerangnya. Namun saya ragu-ragu, apakah boleh dipegang?

Ihsan di tengah lautan pasir belerang.
Ihsan di tengah lautan pasir belerang.

Benakku, “Duh.. si Ihsan ngapain sih, disana?” Lalu saya berseru, “San.. ke sini cepetan!” Dan Ihsan pun berlari..

Ihsan sedang berlari. Kok seperti burung yang hendak terbang ya? Hekeke..
Ihsan sedang berlari. Kok seperti burung yang hendak terbang ya? Hekeke..

Kami berdua kelelahan. Karena sehari sebelumnya kami juga baru saja jalan-jalan ke Lembang-Maribaya-Dago Pakar. (huff.. tarik napas) Maka Ihsan pun begitu rewel ketika berada di kawasan kawah. Kalimat yang sering kali ia ulangi, “mana nih, kak? cuma ini aja? ngga ada yang lain apa?” Dan ajakan, “pulang yuk, kak. Bosen nih.”

Uhh… rewel banget sih!

Ditengah-tengah rasa sebal karena kerewelannya, saya masih ingin mengusahakan ada foto bersama. Karena sedari awal kami belum sempat foto bersama dengan berlatar belakang kawah putih. Akhirnya saya pun minta tolong orang lain untuk memotret kami berdua. Awalnya Ihsan sangat tidak antusias. Namun saya tidak peduli. Karena saya yakin bahwa perlu ada dokumentasi kami berdua disini.

Setelah dilihat-lihat kembali hasil fotonya, ternyata senyum Ihsan lebar juga. Saya kira Ihsan bakal merengut. Dan ternyata kami berdua memang banyak kemiripan.

Beberapa komentar pengurus asrama putri tentang kami berdua adalah : Febri bilang, “ihsan itu versi cowoknya mba pu..” dan di-iya-kan oleh Kania. Kania pun ketika pertama kali melihat cara Ihsan berjalan langsung berkomentar, “ih, mirip banget cara jalannya dengan mba pu

Tersenyumlah!
Tersenyumlah! Karena hari ini begitu indah. Dan masa depan menanti kita.

Foto terakhir ini yang menjadi favorit saya. Dan foto ini pun saya jadikan latar belakang desktop komputer saya.

Ternyata, walaupun Ihsan mengeluh betapa bosan di kawah putih, ketika kembali ke BDG pada saat pemilu legislatif 2009. Dan saya menanyakan kepadanya, “Di BDG mau jalan-jalan kemana nih, san?” Yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah,

“ke kawah putih lagi aja, kak!”

Hehe.. ternyata kawah putih begitu berkesan baginya.

Bagaimana dengan teman-teman? Sudahkah ke kawah putih?

———————

TERTARIK UNTUK PASANG IKLAN DI BLOG INI?

Buka halaman berikut : Klik disini.

———————

0 Comments

Leave a Reply to Yulianto Basuki Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *