Perubahan Paradigma Bisnis dan Manajemen
Paradigma adalah ide, filosofi, teori, dan pemodelan dari suatu tindakan maupun fenomena, termasuk di dunia bisnis dan manajemen. Paradigma bisnis dan manajemen diperlukan untuk mendorong kemampuan organisasi dalam memahami dan mendefenisikan sesuatu kejadian. Dengan pemahaman tersebut maka organisasi dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap aktivitas bisnisnya.
Clarke dan Clegg menggambarkan bahwa paradigma bisnis dan manajemen dapat bergeser akibat terjadinya perubahan lingkungan. Diantara paradigma bisnis yang berubah di era millennial ini adalah, dari barang sebagai aset menjadi manusia sebagai aset, prioritas profit-first menjadi customer-first, dari mengandalkan hirarki untuk kontrol menjadi organisasi pembelajar, dari efisiensi menjadi inovasi, dan dari kompetisi menjadi sinergi.
Sedangkan Huehn membagi paradigma bisnis dan administrasi berdasarkan dua dimensi. Dimensi pertama dilihat dari peran sains dan ilmuan (preskriptif atau deskriptif); dimensi kedua adalah persepsi terhadap sistem (terbuka atau tertutup). Berdasarkan dua dimensi tersebut, paradigma diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu (1) tradisional, (2) manajemen keilmuan, (3) manajemen, dan (4) manajemen cybernetic.
Clark dan Clegg melihat lingkungan sebagai realitas yang dinamis dan dapat menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma bisnis dan manajemen. Dalam dunia sains hal ini disebut dengan kemampuan berevolusi. Evolusi paradigma ini dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu (1) perubahan iklim kompetisi, (2) perkembangan teknologi informasi, (3) inovasi dan pembelajaran, (4) konsep yang lebih luas akan stakeholders, dan (5) tuntutan untuk mencapai keberlangsungan (sustainability). Sedangkan Huehn menggunakan pendekatan epistemologi, yaitu dengan menseleksi dua kriteria yang paling berpengaruh dalam pengklasifikasian paradigma manajemen. Huehn menganggap peran ilmuwan dan persepsi terhadap sistem menjadi dua dimensi yang paling berpengaruh terhadap pengkategorian paradigma bisnis dan manajemen. Dari dua dimensi ini kemudian dibentuk pemodelannya dalam suatu matkriks.
Contoh Kasus Bisnis
Pada awal November 2020, Grab berinvestasi pada e-payment LinkAja sebesar 1,4 triliun rupiah. Pendanaan Grab ke LinkAja ini menarik perhatian dunia bisnis karena Grab sudah bekerjasama dengan e-payment OVO. Apakah dengan langkah ini berarti Grab akan mematikan OVO? Atau ada hal lain yang ingin diraih oleh Grab, jika iya, apakah itu?
Dengan berinvestasinya Grab di LinkAja menunjukkan terjadinya pergeseran strategi korporasi yang awalnya menempatkan LinkAja sebagai kompetitor Grab dalam bisnis e-payment menjadi mitra Grab. Ini menunjukkan adanya sinergitas yang ingin dibangun oleh Grab(OVO) dengan LinkAja. Sinergi ini bertujuan untuk memperkuat posisi Grab (OVO) dalam e-payment. Diantaranya untuk membuka jalan masuk ke channel-channel pembayaran yang dikuasai oleh LinkAja sebagai anak perusahaan BUMN. Pergeseran paradigma dalam berkompetisi dari persaingan head-to-headmenjadi sinergi ini merupakan salah satu contoh evolusi paradigma bisnis, shifting paradigm, seperti yang diutarakan oleh Clark dan Clegg.
Referensi:
- Manajemen paradigms for the new millenium (Thomas Clarke dan Stewart Clegg, 2000)
- Paradigms in manajemen (Matthias Huehn, 2008)
- https://www.grab.com/id/en/press/business/linkaja-umumkan-investasi-dan-kolaborasi-strategis-dengan-grab/
**) Sebuah tugas kuliah dari Putri Chairina dan Sri Wahyuni.
Baca tulisan lain tentang bisnis dan manajemen di blogku ya. Klik di sini.