8 “Perhatian” Selama Pendidikan Semi Militer ala Rindam 3 Siliwangi (Bintal PT Telkom)
Pengalaman Bimbingan Mental (Bintal) sebagai bagian rekruitasi karyawan PT Telkom sangat berkesan. 3 minggu berjibaku dengan pendidikan semi militer di dua tempat. Pertama, selama satu minggu di dodik Bela Negara, Cikole, Bandung. Kedua, selama dua minggu di Rindam 3 Siliwangi, Jl.Manado no.4, Bandung. (Rindam = Resimen Induk Daerah Militer).
Seru! Menantang! Penuh perjuangan.
Bermain lumpur, tanah, serta baris ber baris.
Merayap, memecahkan kode, mengais untuk makan.
Ketika fisik, pikiran, dan mental dibina serta ditempa.
Diperlukan kedisiplinan, kekompakan, kerjasama, semangat, dan mental baja untuk dapat bertahan! OSH!
Berikut ini adalah 8 perhatian yang saya catat sebagai oleh-oleh dari pelatihan di Rindam 3 Siliwangi.
Selamat menikmati.
1. “Perhatian”, Kosakata Baru Untuk Menggantikan “Peringatan”
Ada kebiasaan yang cukup janggal bagi saya selama berada di lingkungan Rindam 3 Siliwangi. Para pelatih menggunakan kata “perhatian” untuk mengingatkan kesalahan-kesalahan para peserta orientasi. TSepertinya di lingkungan ini, kata “peringatan” diganti dengan kata “perhatian”. Terdengar lebih halus memang. Tapi kalau salah, tetap saja disuruh “turun”. Push-up maksudnya…
2. Harga Mati Untuk Kedisiplinan
Beugh! Pokoknya ngga ada matinya deh topik2 tentang KEDISIPLINAN. Tiap hari adaaaaa aja “perhatian” tentang kedisiplinan. Mulai dari kasur yang harus selalu licin (lebih dari sekedar “rapi”), tali sepatu yang tidak boleh “keleweran” (bahasa para pelatih), sepatu yang harus kinclong, baris ber baris harus kompak, sampai tata letak pakaian di dalam lemari pun dikontrol! Karena begitu kreatifnya, tidak ada satu pun lemari barak putri yang dapat dijadikan teladan dalam peletakan barang dalam lemari! Duh duh..
Kadang bikin sumpek hati. Begini, begitu, ini, dan itu saja kok perlu diatur-atur segala! Tapi karena sudah protokolnya begitu, ya dihormati dan dijalani. Ambil hikmahnya saja. Seperti sebuah peribahasa : dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Dimana kita berada, peraturan dan budaya disana harus dihormati.
PR terbesar bagi para peserta adalah membawa budaya disiplin ke dalam kehidupan sehari-hari nanti. Terutama di tempat bekerja.
3. Susahnya Mencari Hukuman yang Efektif
Karena siswi seringkali terlambat untuk makan pagi ataupun makan malam, akhirnya kami (siswi) menerapkan aturan main. Yaitu bagi siapa yang paling terlambat keluar dari barak putri mendapat hukuman berupa menjadi pemimpin barisan siswi.
Nah, pada awalnya hukuman ini berlaku efektif untuk mendisiplinkan siswi. Semua berebut untuk keluar paling duluan dari barak putri. Tapi seiring berjalannya waktu, yang kena hukuman ini akhirnya dia-lagi dia-lagi. Walhasil, ada beberapa orang yang menjadi terbiasa untuk memimpin barisan dan menganggap itu bukan seperti hukuman lagi. Dan dia pun melenggok santai keluar dari barak putri. Padahal yang lainnya sudah kepanasan menunggu di luar barak. Hufff!!!
Ternyata susah untuk membuat aturan main yang efektif ya. Tapi walau begitu masih lumayanlah… Di akhir-akhir pelatihan, siswi selalu unggul dalam kesiapan untuk makan pagi. Soalnya pas makan pagi, ada teh hangat yang menanti. Siapa cepat, dia dapat!
4. Trauma “Serong”
Selama dalam pelatihan, tiap kali pelatih bilang “hadap serong kanan/kiri“, otak bawah sadar akan mengirimkan sinyal tanda bahaya. Siap-siap disuruh push-up!
Apakah pendidikan ini akan berpengaruh terhadap perilaku para peserta pelatihan? Jadi ngga akan main serong kalau sudah berkeluarga kelak? Mari kita berdoa sama-sama. Amin. Hehee..
5. Kebiasaan Baru dalam Mandi (yang tidak patut untuk ditiru!)
Tidak peduli sudah tengah malam atau pun hari masih gelap, siswi mah paling rajin mandi. Apalagi kalau seharian sudah keringatan. Walau sudah lewat jam 23.oo ataupun baru jam 04.00, tetap mandi.
Bentuk kamar mandi memungkinkan untuk para peserta mandi untuk saling berkomunikasi. Mulai dari bernyanyi, tanya gayung dan ember yang nganggur, hingga **sensor**. Kalau mau tahu, tanya Annas langsung deh. Hehe.. Kalau yang terakhir ini sudah terjadi biasanya suasana kamar mandi jadi ramai! (baca : kacau-balau)
6. Rela Berkorban Demi Menyenangkan Hati Teman-teman
Beberapa kali saya mendengar celetukan teman yang jadi sasaran pelampiasan(hehe..) kejenuhan teman-teman. Celetuk perkataan semacam, “Ga apa.. Buat hiburan teman-teman.”
Terdengar aneh pada awalnya. Tapi benar juga, kalau tidak ada “tokoh-tokoh” itu, rasanya suasana akan hambar. Dari kelas C, kami “menyumbangkan” dua tokoh hiburan, yaitu Sthevanus dan Parwata. Teman-teman kelas C pasti akan selalu teringat Parwata dengan gaya suara khasnya berkata, “Tirtaaaaaa…” Nada dan intonasinya membuat bulu kuduk berdiri. Serem, euy! Kalau Sthevanus dengan isu hangat yang merebak, yang lebih sering pasrah kalau teman-teman sudah mulai menggoda.
Oh ya, ada lagi Bu Benita. Tapi ibu yang satu ini mah, bukan dari kelas C. Yang ngga rela kalau dinobatkan sebagai siswa dengan kategori ter-roaming berkat gaya ngedok Jawa yang kental abis. Tapi bukan Benita kalau ngga pede mengakhirkan kata sambutan dengan kalimat, “aku yakin kalian nanti akan kangen sama suara aku yang khas ini” Oalah.. Benita.. Benita..
7. Jiwa Korsa
Intinya mah tentang kebersamaan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan. Itu yang saya tangkap. Tapi jujur aja nie. Sampai sekarang, saya belum tahu arti “korsa” yang sebenarnya. Ada yang bisa beritahu?
Korsa.. korsa.. korsa.. korsa.. (Ingat yel-yel pleton 3 yang ngga kalah keren dari pleton 2. Hehe.. Narsisme pleton 2. Boleh khan?!)
8. Mendadak Artis
Sisi kesenian benar-benar digarap dalam pelatihan ini. Bayangkan! Sedikit-sedikit, ada yel-yel baru! Lalu disuruh buat yel-yel mulai dari pleton, grup, hingga kompi ada yel-yel tersendiri. Yel-yel tentu saja disertai dengan gerakan-gerakan yang atraktif lah yaa…
Beberapa teman yang bakat seninya “tereksploitasi” ada Heri, Aries “the marles” (nama aslinya “maries” loh. Bukan “marles”!), Ijal, Winda, Diah, dan tentu saja para pelatih semuanya punya bakat ngartis, euy. Mulai dari pak Anang, pak Hary, hingga pak Dikdik.
Lalu berbagai macam lagu dikenalkan para pelatih untuk menggenjot semangat kami. Tapi kalau sudah siang, mau sebagus apa pun lagunya, biasanya kami nyanyikan dengan lemas. Karena perut sudah kelaparan dan rasa kantuk yang melanda.
Nah, berikut ini saya dokumentasikan beberapa lagu yang biasa kami senandungkan dalam baris ber baris.
Catatan : untuk teman-teman pelatihan lainnya, ada yang mau menambahkan “perhatian” versi masing-masing?
Sumber foto-foto : dokumentasi pribadi.
——————————— YEL DAN LAGU SELAMA PELATIHAN MILITER ———————
Param Sam Sam (lagu favorit saya)
Param sam sam.. 2x
Duli duli duli duli duli dam sam sam
Araaaaabe… 2x
Duli duli duli duli duli dam sam sam
Apa?! Apa?! Apa yang kudapat disini?! 2x
(*) Siang kepanasan
Malam kedinginan
Tetapi TELKOM tetap gembira
Ulangi (*)
Hey Nona!
Ikan sembilan.. Ikan sembilan.. Dipotong-potong.. Hu.. Huha!
Tuju lapangan.. Tuju lapangan.. Di para-para.. Hu.. Huha!
(*) Hey, nona..
Beta dengar kau mau kawin.
Tinggalkan beta.. (tinggal, tinggalkan beta)
Ulangi (*)
Kalaulah begitu.. Kalaulah begitu
Kembalikan baju hijau kebanggaanku.. Hu.. Huha!
Minggir Dong!
Minggir dong! Minggir dong! Minggir dong!
Pasukan TELKOM mau lewat!
Jangan di tengah jalan. Nanti terinjak-injak!
Minggir dong! Minggir dong! Minggir dong!
Mau marah, silahkan!
Mau benci, silahkan!
Asal jangan kau putuskan cintaku.. (tambahan siswa : oh yeah!)
Aku rela menunggu
Sampai hilang jerawatku
Malam minggu aku apel ke rumahmu
Malam minggu, euy!
Malam yang panjang
Malam yang asik buat pacaran
Pacar baru.. baru kenalan
Kenal di jalan jendral sudirman
Singkat kata, euy!
Singkat cerita
Aku dan dia jatuh cinta
Cinta yang dalam
Sedalam lautan
Laut meluap, cinta pun hanyut.
Selamat Tinggal Kekasihku
Selamat tinggal kekasihku
Aku pergi takkan lama
Hanya 3 minggu saja
Aku ada di Rindam Tiga
Oa eo… Oa eo.. Oa eo… A e o… 2x
Dari segala penjuru
Kami datang tuk bersatu
Siang malam tak terasa
Suka duka di asrama
Oa eo… Oa eo.. Oa eo… A e o… 2x
Derap Langkahku
Derap langkah yang gagah perkasa
Seirama dan satu suara
Sambil bernyanyi lagu hura-hura
Itulah kami, TELKOM Indonesia
Ayun kakimu kiri dan kanan
Atur langkah, jaga kerapihan
Jangan sampai merusak barisan
Banjar dan shafnya harus diluruskan.. (2x)
Kapal Selam Tengkinya Bocor
(*) Kapal selam tengkinya bocor
Timbul tenggelam di perbatasan (hu ha!)
Ulangi dari (*)
Buat apa susah hati (susah hati i…)
Buat apa sedih hati (sedih hati i…)
Siswa TELKOM tak pernah bersedih, hanya dongkol dalam hati.
Hijau-hijau pakaiannya (pakaiannya a…)
Macam-macam keluhannya (keluhannya a…)
Siswa TELKOM tak pernah bersedih, hanya dongkol dalam hati.
Lari-Lari (lagu favorit siswi ketika lari pagi)
Lari lari… Tiap pagi..
(*) Agar Kuat.. Otot kaki..
Badan payah.. Tak mengapa..
Karena kita.. Sudah biasa..
Satu ribu.. Dua ribu..
Tiga ribu.. Empat ribu..
Lari lari lari.. Tiap pagi..
kembali ke (*)
Yel-yel Pleton 2
Intro : yo ayo.. yo ayo.. yo ayo dua.. (sampai berbaris yang rapi di panggung)
Hei teraman-teraman, karawan-karawan.
Pleton 1, Pleton 3, siapa saja.
Tenang dulu, duduk dulu, diam dulu, mingkem dulu!
Dengerin dulu pleton 2
Kami mau beraksi (dont be shy…)
Haha ha haaa ha..
Hihi hi hiiiii hi…
Kami pleton 2
Haha ha haaa ha..
Hihi hi hiiiii hi…
Ngga ada tandingannya.
Lihatlah lihat semua..
Kami telah siap sedia
Dibimbing dan dibina
Di orientasi siswa
Haha ha haaa ha..
Hihi hi hiiiii hi…
Pleton 2 tak takut.
Haha ha haaa ha..
Hihi hi hiiiii hi…
Takut jadi pengecut! HAHAHA!
(backsound)
cing cringcing cing cing.. cring cing cing cing.. cring cing cing cing… hoi! (sampai aries ngasih aba-aba)
cing cangkeling manuk cingkleung cineten
boka solon bapa sata bulenen..
(ulangi lagu cing cangkeling sampai aries ngasih aba-aba)
tere re ret… tere re ret.. aw! (gaya Jacko)
tere re ret… tere re ret.. aw! (gaya Jacko)
Tepuk tangan dan paha serta suara-suara rimba mengiringi tarian Capoera Aries dan Diah..
Hormat! Terima kasih…
Yo ayo.. Yo ayo.. Yo ayo dua.. (sampai semua turun dari panggung)
Berakhirlah yel-yel pleton 2.