Cara Mengatasi Anak Yang Suka Memukul
Anak saya yang kedua, Ardan, adalah anak yang aktif, supel, ceria, dan menyenangkan. Namun ada satu sifatnya yang saat ini jadi perhatian kami, orang tuanya, yaitu suka memukul. Nah, bagaimana kah cara mengatasi anak yang suka memukul ? Tulisan ini saya buat dengan mengambil berbagai referensi yang saya temukan di internet dengan tujuan utama sebagai panduan bagi saya dan semoga bermanfaat bagi ayah-bunda yang membaca tulisan ini.
Kenali Penyebab Anak Suka Memukul
Solusi yang diberikan akan lebih tepat sasaran jika kita terlebih dahulu mengetahui akar permasalahannya “kenapa anak suka memukul?” Ada beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu anak suka memukul, yaitu:
- Merasa kurang mendapatkan perhatian
- Belum dapat mengungkapkan emosinya dengan baik
- Belum mengerti bahwa memukul dapat melukai dan menyakiti orang lain
- Terpengaruh oleh perilaku orang lain ataupun tayangan yang menunjukkan kekerasan fisik
- Sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang di sekitarnya. Termasuk diteriaki loh..
- Sedang merasa lapar atau kelelahan
Untuk Ardan, kebiasaan memukul ini kemungkinan disebabkan oleh kurang mendapatkan perhatian. Beberapa kali Ardan memukul punggung belakang saya secara tiba-tiba ketika saya ingin berganti aktifitas. Bisa jadi ini sebagai suatu sinyal bahwa Ardan ingin diperhatikan. Dan Ardan juga belum dapat mengungkapkan emosinya dengan baik. Kemungkinan karena usianya yang masih tiga setengah tahun ya.. Jadi untuk mengungkapkan ekspresinya lewat perkataan belum pandai. Selain itu Ardan memang belum paham kalau memukul itu bisa membuat orang lain merasa sakit. Nah, selanjutnya apa yang perlu kita lakukan ?
Berikan Perhatian Yang Cukup
Kurang mendapatkan perhatian ternyata menjadi penyebab utama dari kebiasaan anak yang suka memukul. Oleh karena itu orang tua perlu melakukan evaluasi diri dengan meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian untuk anak. Kurangi penggunaan gadget di rumah untuk meningkatkan interaksi dengan anak. Karena memang yang diperlukan anak adalah perhatian dari orang tuanya. Anak yang mendapatkan perhatian cukup tidak akan “bertingkah” untuk mencuri perhatian orang tuanya.
“Mainan” terbaik bagi anak adalah orang tua yang duduk dan bermain bersama mereka. Bruce Perry
Ajarkan Anak Untuk Berkomunikasi Dengan Baik, Mengungkapkan Perasaannya
Anak perlu diajarkan cara untuk mengungkapkan perasaannya, baik itu perasaan senang, sedih, kecewa, maupun marah. Cara paling ampuh untuk mengajarkan anak adalah dengan memberi contoh. Sering-seringlah mengungkapkan rasa senang, sedih, kecewa, maupun marah kepada anak. Mungkin awalnya akan terasa canggung karena bisa jadi kita pun tidak terbiasa untuk mengungkapkan hal tersebut di keluarga. Namun untuk mendidik anak kita perlu membiasakan diri. Misalnya ketika sedang senang ungkapkan “Wah.. Bunda senang sekali kalau Ardan mendengarkan Bunda” atau utarakan “Bunda sedih kalau Ardan pukul Bunda”.
Berikan Pemahaman Bahwa Memukul Bukanlah Jalan Keluar Yang Terbaik
Berikan pemahaman dan solusi untuk anak ketika ia sedang merasa marah. Misalkan dengan menyilangkan tangan di depan dada. Atau dengan memasukkan tangan ke kantong celana. Atau dengan mengepalkan tangan.
Tanamkan Rasa Empati Pada Anak
Konsep empati memang baru bisa diterima oleh anak dengan baik ketika anak berusia 8-9 tahun. Namun begitu, usaha untuk menanamkan rasa empati dengan anak perlu dilakukan sedini mungkin agar anak menjadi pribadi yang mampu merasakan perasaan orang lain. Diantara cara untuk menanamkan rasa empati pada anak adalah dengan mengajari bahasa non-verbal, misalkan ketika melihat anak lain menangis setelah terjatuh kita bisa berbicara pada anak, “kasihan ya.. pasti rasanya sakit sampai dia menangis..”. Atau bisa juga ketika melihat anak atau orang lain sedang berbicara dengan nada yang meninggi kita sampaikan, “lihat, Ardan.. sepertinya ia sedang marah ya”
Hindari Kekerasan Atau Hukuman Fisik Untuk Mendisiplinkan Anak
Jreng jreng.. Mungkin ini nih yang biasanya dilakukan orang tua sebagai jalan pintas untuk membuat anak nurut. (ngaku nih) Apalagi kalau sedang capek karena hal-hal domestik di rumah ataupun karena pekerjaan. Balas memukul atau “mendaratkan” cubitan untuk menunjukkan bahwa memukul itu sakit. Ternyata walaupun “teknik membalas” ini dilakukan dengan kadar yang sangat ringan tetap saja dapat membuat anak berpikir kalau memukul itu adalah hal yang wajar loh.. Karena itu demi kebaikan anak kebiasaan ini HARUS DIHINDARI.
Sebagai gantinya, berikanlah hukuman non-fisik. Yang penting kita tunjukkan ketegasan kita. Bukan kekerasan ataupun ikutan marah. Caranya misalkan dengan menerapkan “time out”. Yaitu, posisikan anak di suatu sudut ruangan dalam satu periode waktu sambil diingatkan apa kesalahannya dan diminta untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Atau bisa juga dengan memberikan batasan terhadap apa yang ia sukai (misalnya : menonton, bermain, makan kue, dll) sebagai konsekuensi dari tindakannya.
Kuncinya : KONSISTEN!
Untuk mengubah perilaku anak diperlukan konsistensi agar nilai-nilai yang kita tanamkan membekas pada jiwa anak. Ibarat batu yang keras pada akhirnya dapat berubah bentuknya (berlubang) jika ditetesi air terus menerus. Tentunya bukan hal yang mudah. Ditengah-tengah pekerjaan, urusan domestik (beberes rumah), dan berbagai permasalahan rumah-tangga yang sudah menyita energi dan perasaan.
Saya sebagai ibu pekerja yang perjalanan kantor-rumah sekitar 1.5-2 jam… Seringkali ketika sudah sampai rumah badan terasa lelah, inginnya rebahan saja di kasur.. Istirahat.. Cek ricek socmed.. Baca-baca berita di Kurio.. Tapi tapi tapi.. Harus bisa memotivasi diri sendiri yaa…
Bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha yang sungguh-sungguh
Bismillah.. Tiada daya dan kekuatan melainkan berasal dari izin Allah.
Semoga kita bisa menjadi orang tua yang senantiasa dapat memperbaiki diri.
Sumber :
http://www.ayahbunda.co.id/balita-tanya-jawab/menghentikan-kebiasaan-balita-suka-memukul-
4 Comments
Abbas girsang
Nice share pucher! So happy to have friend like you…please send my love to adorable Ardan…
Putri Chairina
Thank you, Abbas. I’m so happy to know that my writing can be useful for other parents.
Kamal
Great Article, kids rule!!! 🙂
Putri Chairina
Hahaha.. Makasi, Om Kamal