Kekuatan Kata-Kata (Menghadapi Persalinan Anak Ketiga)
Pagi itu, 13 November 2017, sekitar pukul 09 pagi saya dan suami bersiap berangkat ke rumah sakit untuk proses persalinan anak ketiga kami.
Sebelum berangkat, saya pamit dan mohon doa kepada Mama Mertua.
Saya : Ma, aku berangkat dulu ke rumah sakit ya. Mules-mulesnya (kontraksi) sudah mulai rutin, Ma. Doakan lancar ya, Ma.. (salim, cium tangan dan pipi Mama)
Mama : (agak terkejut) Sekarang toh? (Lalu mata berlinang air mata) Selamat berjuang ya, Pucha..
Saya : Iya, Ma..
Kalimat singkat namun penuh makna dari Mama, “Selamat berjuang”, terngiang-ngiang dalam pikiran selama perjalanan menuju rumah sakit.
Ya.. Ini (persalinan) adalah suatu perjuangan yg harus saya hadapi. Demi keselamatan saya dan janin di perut. Demi kebahagiaan untuk melihat kembali wajah orang tua, suami, dan anak-anak.
Dan ini adalah awal dari perjalanan panjang dalam membesarkan generasi baru keluarga kami.
Kalimat sederhana ini mampu membesarkan hati, menguatkan tekad, dan memusatkan perhatian saya akan hasil yang insyaaAllah membahagiakan di akhir perjuangan. Diawali dengan dapat melihat wajah dek bayi yang sudah sembilan bulan berada di dalam kandungan.
Terima kasih, Mama..